Menikmati Seni Lokal dan Manca Negara di Festival Muria Raya

Menikmati Seni Lokal dan Manca Negara di Festival Muria Raya

Festival Muria Raya yang ke dua akhirnya digelar di kabupaten Pati, tepatnya di desa desa Jepalo, Kecamatan Gunung Wungkal Pati. Acara ini sendiri terselenggara mulai dari tanggal 26-28 Mei 2022.

Melalui Maskuri salah satu panitia acara ini pada awalnya merupakan Festival Lima Gunung (FLG), yang dihelat rutin diselenggarakan di area lima pegunungan besar di Jawa Tengah. Seperti wilayah di gunung Menoreh, Andong, Sumbing, Merapi, Merbabu. Namun pada 2020 pada helatan FLG ke-XIX memilih gunung Muria menjadi tempat perhelatan.

Cikal bakal itulah yang yang akhirnya menjadi latar belakang terbentuknya Festival Muria Raya. Karena acara itu FLG diboyong ke pegunungan muria kemudian acara ini berubah nama Festival Muria Raya. Yang kemudian dalam pagelaran dimeriahkan sejumlah Seniman baik Seniman setempat maupun nusantara.

“Acara Festival Muria Raya ke dua, ini menindaklanjuti Festival yang pertama, pertama itu di gunung Tanjung, yang ke dua desa Jepalo menjadi salah satu pilihan, ” kata Maskuri.

Diterangkan pada perhelatan pertamanya Festival Muria Raya harus dilaksanakan secara diam-diam atau tanpa penonton. Atau dalam bahasa Maskuri dilakukan secara Wiwit. Keberadaan pandemilah yang menjadikan acara tersebut harus berlangsung diam-diam

Sedangkan saat ini pada Festival Muria Raya ke 2 ini dilakukan secara terbuka dengan penonton. Pertimbangan ini diambil karena keberadaan pandemi sudah mulai mereda.

Saat disinggung terkait pemilihan daerah Jepalo ini Maskuri mengatakan ada beberapa pertimbangan. Salah satunya, Maskuri menyebutkan ada kedekatakan budaya diantara kesinambungan latar kultural, yaitu antara kesenian rakyat Soreng yang populer di Magelang dengan keberadaan punden Mbah Soreng di sana.

“Atas dasar hubungan kekerabatan, unsur budaya itu sih yang menjadi alasan, ” ujarnya.

Acara ini sendiri bertujuan sebagai tali silaturahmi antara Seniman. Maka tidak mengherankan pada perhelatan ke duanya memboyong tema Bebrayan Agung atau menghidupi warisan leluhur dan melakukan Gotong Royong.

“Tujuan acara ini banyak sedulur dan membangkitkan kesenian lain di daerah kita. Jadi yang terlibat juga ada masyarakat sekita. Mereka yang dari desa ini menampilkan kesenian Gojek, Lamporan, tari dan Terbangan Jowo, ” tambahnya.  Namun menurut Maskuri dalam perhelatan tahun Festival Muria Raya dikatakan lebih meriah dari sebelumnya. Pasalnya tahun ini selain terbuka untuk umum festival ini dihadiri oleh Seniman asal Jepang dan Seniman asal Meksiko.

 

Sumber : https://harianmuria.com/highlight/menikmati-seni-lolal-dan-manca-negara-di-festival-muria-raya/